Dahulu kala,semasa kanak-kanak terasa begitu melekat setiap kenangan indah itu.Hari berganti serasa cepat,seolah baru kemarin terjadi,serasa baru kemarin aku alami.
Hari ini 25 mei 2014,Tak terasa sudah puluhan tahun berlalu,riuh hari dan penat yang selalu menemani di usia ku saat ini.ingin berlari jauh ke masa kecilku,menemui teman-teman tempat berbagi riang dan senang.Teman-teman masa kecil polos,lugu serta tulus dalam berkawan yang tidak pamrih dalam menolong.satu hal yang telah kita.lupakan dari masa kecil adalah,mereka.begitu mudah memaafkan dan melupakan pertengkaran
..atau,kembali dalam dekapan ibu dengan belaian tanganya yang menenangkanku,mengusap air mata dari pipi ini yang membuang jauh segala gelisahku.
Yaaa,dia adalah ibu bukan yang lain.Tuhan telah mengutusnya dalam kehidupan nyata bagi ku.tiada wanita sehebat dirinya,dengan lemah lembut menyuapiku,dengan suara yang lirih menasehatiku,dengan tangan lemahnya menggendongku..cintanya tak pernah padam untuk anak-anaknya.
Kini di usianya yang tak lagi muda masih saja setia mencintaiku,tulus tanpa syarat.walau sudah seharusnya ku balas semua budinya,seandainya bisa ku berikan isi dunia,tentulah tidak sebanding dengan tetesan peluh keringat dalam mendewasakanku.
Aku telah mencoba,sekiranya aku tidak bisa membuatnya bahagia,akupun enggan menyakiti perasaanya."maafkan aku ibu,.."
Bagiku dialah tempat terindah dalam hidupku,dan bagiku syurga di telapak kakimu.
Hujan rintik-rintik di luar sana semakin menambah syahdu perasaanku Angin malam seolah melambungkan ingatan semua itu.
Beberapa hari yang lalu,sesuatu yang buruk terjadi padaku,tak bisa aku menggambarkan masalahku,toh tidak ada gunanya lebih baik aku simpan saja rapat-rapat di hati ini.
Aku ambil sebatang rokok,lalu ku nyalakan...mengosongkan fikiran,dan mencoba tenang.meniti perlahan jurang-jurang kehidupan yang terjal dan penuh tantangan.Aku sadar jika tidak berhati-hati akan terperosok ke jurang kehampaan yang panjang.Saat ini pun.aku terseok oleh lika-liku kehidupan.getir!!itulah yang aku rasakan.
Ku teguk teh dingin tanpa gula yang ada di sampingku,nikmat sekali meskipun jika hangat dan manis terasa lebih nikmat,Di teras rumah di temani pena aku keluhkan setiap laraku agar setelah ini redam amarahku.Bagi ku cukup pena dan kertas saja yang tau.
Malam semakin larut dan detak jam dinding seperti irama nada di kesunyian malam.Aku.masih terjaga meski sekarang pukul setengah dua.
Hmmm...Aku langkahkan kaki menuju ke kamar,terlihat sosok mungil yang sedang tertidur pulas,sesekali tersenyum dalam tidurnya.bocah lelaki dengan baju yang tak muat lagi,mungkin sedang bermimpi indah.Ku tarik selimut lusuh untuk menyelimuti tubuhnya,ya...hanya selimut lusuh yang kami punya tapi begitu hangat di kala dingin menyengat.dinding-dinding kamar yang catnya memudar menjadi penopang di kala dingin menerjang."Bermimpilah Nak,ayah akan selalu berada di sampingmu..hingga pagi tiba,peluk cium untukmu Anaku.biarlah kegetiran ini selalu menjadi semangatku untuk memberi senyum di pipimu"
Aku keluar lagi dari kamar menuju teras,melanjutkan lamunan sederhana dari seorang yang tak punya.
Tak perlu aku berteriak pada dunia untuk.mengharap iba,karena aku yakin aku pasti bisa.
Teman,mungkin di sana kalian juga sedang gelisah,atau berputus asa dengan keadaan ini,mungkin juga terluka karena dunia tak seramah ibu kita,percayalah ini tidak benar-benar menyakitkan ini hanya sementara,esok setelah pagi matahari terbit akan ada harapan baru di masa depan.Bangkit dan gengganmlah semangat mu untuk mewujudkan impian masa kecilmu.atau...
Di kemudian hari kita akan terbangun saat kita lupa akan usia,saat mata ini tak lagi awas.memandang,saat kaki dan tangan tak lagi.menopang,setidaknya masih terlselip memori indah masa anak-anak.dan membiarkan raga kita terseret usia,sampai saatnya menutup mata lalu mungkin hanya menjadi cerita sesaat lalu di lupakan..
Teman,bersabarlah...karena hanya itu yang sanggup kita lakukan...
Dwi s-25-05/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar