Minggu, 25 Mei 2014

TEMPAT TERINDAH

Dahulu kala,semasa kanak-kanak terasa begitu melekat setiap kenangan indah itu.Hari berganti serasa cepat,seolah baru kemarin terjadi,serasa baru kemarin aku alami.

Hari ini 25 mei 2014,Tak terasa sudah puluhan tahun berlalu,riuh hari dan penat yang selalu menemani di usia ku saat ini.ingin berlari jauh ke masa kecilku,menemui teman-teman tempat berbagi riang dan senang.Teman-teman masa kecil polos,lugu serta tulus dalam berkawan yang tidak pamrih dalam menolong.satu hal yang telah kita.lupakan dari masa kecil adalah,mereka.begitu mudah memaafkan dan melupakan pertengkaran

..atau,kembali dalam dekapan ibu dengan belaian tanganya yang menenangkanku,mengusap air mata dari pipi ini yang membuang jauh segala gelisahku.

Yaaa,dia adalah ibu bukan yang lain.Tuhan telah mengutusnya dalam kehidupan nyata bagi ku.tiada wanita sehebat dirinya,dengan lemah lembut menyuapiku,dengan suara yang lirih menasehatiku,dengan tangan lemahnya menggendongku..cintanya tak pernah padam untuk anak-anaknya.
Kini di usianya yang tak lagi muda masih saja setia mencintaiku,tulus tanpa syarat.walau sudah seharusnya ku balas semua budinya,seandainya bisa ku berikan isi dunia,tentulah tidak sebanding dengan tetesan peluh keringat dalam mendewasakanku.
Aku telah mencoba,sekiranya aku tidak bisa membuatnya bahagia,akupun enggan menyakiti perasaanya."maafkan aku ibu,.."
Bagiku dialah tempat terindah dalam hidupku,dan bagiku syurga di telapak kakimu.

Hujan rintik-rintik di luar sana semakin menambah syahdu perasaanku Angin malam seolah melambungkan ingatan semua itu.
Beberapa hari yang lalu,sesuatu yang buruk terjadi padaku,tak bisa aku menggambarkan masalahku,toh tidak ada gunanya lebih baik aku simpan saja rapat-rapat di hati ini.
Aku ambil sebatang rokok,lalu ku nyalakan...mengosongkan fikiran,dan mencoba tenang.meniti perlahan jurang-jurang kehidupan yang terjal dan penuh tantangan.Aku sadar jika tidak berhati-hati akan terperosok ke jurang kehampaan yang panjang.Saat ini pun.aku terseok oleh lika-liku kehidupan.getir!!itulah yang aku rasakan.
Ku teguk teh dingin tanpa gula yang ada di sampingku,nikmat sekali meskipun jika hangat dan manis terasa lebih nikmat,Di teras rumah di temani pena aku keluhkan setiap laraku agar setelah ini redam amarahku.Bagi ku cukup pena dan kertas saja yang tau.
Malam semakin larut dan detak jam dinding seperti irama nada di kesunyian malam.Aku.masih terjaga meski sekarang pukul setengah dua.
Hmmm...Aku langkahkan kaki menuju ke kamar,terlihat sosok mungil yang sedang tertidur pulas,sesekali tersenyum dalam tidurnya.bocah lelaki dengan baju yang tak muat lagi,mungkin sedang bermimpi indah.Ku tarik selimut lusuh untuk menyelimuti tubuhnya,ya...hanya selimut lusuh yang kami punya tapi begitu hangat di kala dingin menyengat.dinding-dinding kamar yang catnya memudar menjadi penopang di kala dingin menerjang."Bermimpilah Nak,ayah akan selalu berada di sampingmu..hingga pagi tiba,peluk cium untukmu Anaku.biarlah kegetiran ini selalu menjadi semangatku untuk memberi senyum di pipimu"
Aku keluar lagi dari kamar menuju teras,melanjutkan lamunan sederhana dari seorang yang tak punya.
Tak perlu aku berteriak pada dunia untuk.mengharap iba,karena aku yakin aku pasti bisa.
Teman,mungkin di sana kalian juga sedang gelisah,atau berputus asa dengan keadaan ini,mungkin juga terluka karena dunia tak seramah ibu kita,percayalah ini tidak benar-benar menyakitkan ini hanya sementara,esok setelah pagi matahari terbit akan ada harapan baru di masa depan.Bangkit dan gengganmlah semangat mu untuk mewujudkan impian masa kecilmu.atau...
Di kemudian hari kita akan terbangun saat kita lupa akan usia,saat mata ini tak lagi awas.memandang,saat kaki dan tangan tak lagi.menopang,setidaknya masih terlselip memori indah masa anak-anak.dan membiarkan raga kita terseret usia,sampai saatnya menutup mata lalu mungkin hanya menjadi cerita sesaat lalu di lupakan..
Teman,bersabarlah...karena hanya itu yang sanggup kita lakukan...

Dwi s-25-05/2014

Selasa, 20 Mei 2014

BERBEDA ADALAH IDENTITAS KITA

Seperti judul saya diatas,saat ini menjelang pilpress 2014 di media sosial bahkan di media massa beredar berbagai macam isu,doktrin ataupun opini pribadi yang menurut saya bersifat SARA.
Visi dan misi bangsa seolah di belokan,mencoba mengubah identitas bangsa kita.seolah ingin berkata bangsa ini hanya terdiri dari satu agama,satu suku dan satu budaya.mengesampingkan Golongan lain dan menciptakan jurang pemisah antara pribumi dan non pribumi,antara muslim dan non muslim,antara pengusaha dan rakyat jelata.
Saya bukan orang yang fanatik terhadap suatu partai politik tertentu,saya buta akan politik tapi saya berharap pada saatnya nanti saya memilih orang yang tepat  untuk menjadi pelayan bangsa dan negara,mengembalikan jatidiri bangsa,mengangkat derajat bangsa melalui perekonomian dan pendidikan serta merubah sistem pemerintahan yang masih acak adul,birokrasi yang rumit,pendelegasian kekuasaan untuk.memperkaya diri sendiri dan lain-lain.
Dan yang pasti saya berharap sosok itu mampu menegakan hukum yg adil,berkarya dan bekerja bersama bangsa ini.
Seolah tak habis harapan yang saya harap terwujud di kemudian hari.
Dahulu di negeri ini terkenang cerita hebat dari nenek moyang kita tentang sebuah negeri dengan armada maritim kuat,sistem agraris yang hebat dan keramah tamahan anak negeri.
Dulu,di sini adalah surga bagi para pendatang untuk berbagi ilmu,berniaga dan bekerja sama...rempah rempah yang melimpah,sumber daya alam yang besar dan kekayaan budaya yang elok bagi siapa saja yang singgah.
Itu dulu,mungkin saat kejayaan kerajaan majapahit dengan Maha patih Gajah Madan.sekarang sudah berbeda,kita adalah bangsa yang kerdil,berkarya atas perintah asing,menjadi konsumen produk-produk buatan asing,menjadi penonton drama-drama kehidupan yang telah di skenario-kan oleh mereka para lintah darat yang punya jabatan.
Segala aspek kehidupan telah di susupi faham-faham kapitalis,di masyaRakat perasaam kita terlalu mengagung-agungkan golongan sendiri,lupakah kita bahwa negeri kita itu berpancasila??lupa akan undang-undang dasar sebagai undang-undang pokok penyelaras pola hidup nermasyarakat kita??mungkin sepuluh tahun atau entah kapan,kekayaan negeri ini hanya dongeng,keramah tamahan kita bagai cerita fiksi,perjuangan nenek moyang kita hanya mitos yang di lupakan generasi mendatang.
Saatnya kita duduk bersama,bergandeng tangan,tetap berdiri di bawah merah putih,membangun negeri tercinta ini.Jadikanlah kita sebagai pelopor keanekaragaman berbangsa,berbudaya dan bermartabat di panggung dunia.
Sekian tulisan ini,semoga menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa masih ada yang perlu di perjuangkan di negeri tercinta ini.salam persaudaraan!!!

Dwi-Solo-Outers

Selasa, 13 Mei 2014

Yang terbaik

Dua belas tahun yang lalu,sekitar tahun 2002 aku adalah seorang remaja biasa,lulus Smu dan mungkin saat itu aku punya cita-cita dan ambisi.Jiwa yang bergejelolak dan hiruk pikuk dunia seolah adalah keseharianku.Lulus Smu,aku kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta mengambil jurusan Fisipol Ilmu telekomunikasi.
Masa awal kuliah ku jalani dengan hati-hati,karena jauh di sana Bapak Ibuku bekerja keras untuk membiayai kuliahku.Kesibukan demi kesibukan aku lalui,perlahan di terasa ternyata uang saku kiriman orang tuaku tidaklah cukup menunjang kebutuhanku,aku pun berfikir untuk menjadikan waktu luangku untuk bekerja mencari uang,siapa tau aku beruntung dan bisa membantu beban biaya orang tua untuk meng-kuliahkan aku.
Semua hal sudah aku coba,menjadi kuli panggung di sebuah EO,jasa rental pengetikan,berjualan pulsa dan berjualan pakaian dari pintu ke pintu.Saat itu terasa begitu susahnya mencari uang,bahkan penghasilanku pun hanya cukup untuk biaya operasional keseharianku.mencoba dan mencoba,itu yang ku lakukan.

Permasalah timbul ketika ternyata Ayahku jatuh sakit,rasanya niatku untuk melanjutkan kuliah pupus.Tidak berpatah arang,aku mencoba lagi bekerja mencari solusi agar aku bisa membiayai kuliahku sendiri,karena aku bukan anak kaya yang serba ada.tapi tak apalah,aku menyadari aku tidak mungkin menyelesaikan kuliahku dengan biaya seadanya.setelah semua yang ku lakukan akupun menyerah pada keadaan,membiarkan cita-cita masa kecilku hilang...menyisakan kekecewaan terberat di hatiku,terlebih orang tuaku.
Dan hidup masih harus berlanjut,dengan kegetiran-kegetiran masa mudaku,terasa asinya garam kehidupan,aku berdiri dengan segenggam harap bawha kelak nasib baik berpihak pada orang yang tulus dalam bekerja.

Kini,setelah kerja keras dan kesusahan setidaknya aku merasakan apa yang telah aku kerjakan di masa lalu,aku mungkin bukan orang yang cukup sukses dalam kehidupan ini,tapi aku adalah orang yang masih berdiri meski masalah-masalah datang silih berganti.aku masih berdiri untuk mengkoreksi dan berambisi di masa depan,buatku tak ada keterbatasan sampai kapan aku harus berhenti berusaha.selama nafas masih di tenggorokan,selama itulah semangat aku genggam.bukan untuk ku sendiri,tapi untuk orang-orang yang selalu ada untuku.untuk orang yang memberiku senyum di kala penat menghimpitku,untuk orang yang mengucapkan namaku dalam doanya,untuk orang yang bersabar dan iklash bersamaku dan juga untuk kehidupan yang telah memberi begitu banyak arti.dan aku pun percaya,jika segala sesuatu mudah di raih maka keberhasilan itu terasa hambar,begitu sebaliknya jika keberhasilan di raih dengan kerja keras maka akan lebib terasa berarti.

Tidak perlu degradasi mental,apa lagi menyerah karena mungkin orang yang saat ini sukses pun suatu hari akan bisa saja gagal.hidup terus berputar,karena itulah hidup ini terasa bermakna.tanpa tangis sebuah senyuman tak akan ada artinya.
Saya bukan orang yang sukses,tapi saya adalah orang yan percaya takdir ini adil.semua hal.pasti punya konsekuensinya,inilah pilihan bagi kita.dengan tangan dan kaki kita sibak hari esok yang lebib  baik.