Pemilihan umum sebentar lagi,berita dan berita seakan menghiasi berbagai media,berbagai ajakan,orasi dan kampanye pun silih berganti.
Mereka yang berpenampilan dari berdasi hingga yang hanya berjalan kaki ramai riuh mendaftarkan diri menjadi calon legislatif di negeri ini.kumandangkan janji menjadi bagian dari aspirasi rakyat dan membawa perubahan.
Dari jamam ke jaman selalu begitu.dadi orde lama sampai hari ini janjinya sama:..."sekolah gratis,pengobatan gratis,pembangunan merata,angka pengangguran sedikit kesejahteraan meningkat,dll...".Dan bisa di tebak setelah terpilih...keadaan masih sama,berobat tetap mahal,sekolah masih bayar,pengangguran masih banyak,jalan masih banyak yang hancur,sekolah-sekolah banyak yang ambruk,hmmm...silakan lanjutkan semdiri.
Sebenarnya esensi demokrasi yang identik dengan kotak suara sudah hilang.rakyat saat ini di kotak-kotak kuning,biru,merah dan sebagainya..tidak sedikit uang di kucurkan untuk menyewa simpatisan berkampanye,atau sekedar selain jurus serang menyerang lewat media para calon elite politik negeri kita.rakyat seolah hanya boneka,lucu sekaligus miris.padahal apa yang tidak di miliki negeri kita?kekayaan alam yang luar biasa,bahkan di ujung indonesia(Papua) adalah tempat cadangan emas dunia ada di sana,populasi yang tinggi dengan aneka ragam budaya,suku dan agama tapi tetap saja kita hidup serba susah.harga bahan makanan naik,kesehatan mahal pekerjaam sulit dan lain-lain.
Saya bukanya tidak percaya tapi ya kenyataanya begitu....Dan dalam hati kecil saya pun masih punya angan-angan bahwa suatu hari negeri kita akan menjadi lebih baik.semoga saja demokrasi kali ini tidak seperti yang dulu-dulu.semoga saja masyarakat kita kita semakin cerdas dalam memilih.
Saya ingat perkataan tetangga saya seorang tukang becak.."...sopo wae presidene yen ora obah yo ora mamah le,seng penging urip jujur lan sregep makaryo.Gusti Allah bakal ngek i rejeki...'
Minggu, 23 Maret 2014
DEMOKRASI RUMIT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar