Selasa, 21 Oktober 2014

Motor klasiku-Tumbuh bersama di jalanan Indonesia

Sebenerya ini cuma sepenggal kata yang keluar begitu saja dengan bermaksud mempersepsi kan sesuatu kecintaan saya terhadap motor klasik,

Ya..beberapa tahun yang lalu,saya membeli sebuah sebuah motor Honda c700 keluaran tahun 82...Sebuah besi tua,dengan mesin dan part yang sebagian sudah keropos ataupun berkarat..seimbang dengan harganya sekitar 650rb.sebenernya tidak terlalu butuh akan keberadaan motor ini di rumah saya,terlebih saya sudah memiliki sepeda motor lain.tapi...begitulah,ternyata ketertarikan saya terhadap sepeda motor jenis supercub tidak bisa saya abaikan.

Saya ingat dulu tahun 90an,saya masih kecil dan Bapak saya memiliki motor serupa dengan warna merah.di sela-sela kesibukanya sebagai pedagang Bakso saya sering diajak Bapak untuk naik sepeda itu entah itu keliling kota ataupun buat belanja.saya pasti senang sekali ikut bersepeda motor dengan Bapak,bapak membelinya dengan harga 2.500.000.kalau di.sesuaikan dengan kurs rupiah saat ini mungkin senilai 13jt an,terlebih harga bensin saat itu sekitar Rp.250,- tapi itu kan dulu di saat semua serba gampang,di era Soeharto memang saya akui makanan murah,sandang dan papan pun terjangkau.beda dengan saat ini,...
Kembali ke sepeda motor supercub c700.dari awal saya membeli kondisi fisik nya cukup mengenaskan,keropos,cat pudar dan beberapa bagian body sudah di mutilasi dan hanya mesin saja yang Alhamdulillah masih bagus,meski butuh sedikit servis.
Seiring waktu berjalan saya permak honda supercub tua milik saya,biar lebih klasik kepala dan ekor saya aplikasi milik Honda c70.secara bertahap saya ubah sedikit demi sedikit menyerupai honda c70...

Meski baru beberapa tahun memilikinya ternyata saya semakin senang mengendarainya.selain perawatanya mudah,tentu dengan keadaan seperti ini membuat saya lebih pede di jalan raya,hal yang paling penting adalah kerukunan,etika dan persaudaraan yg erat dengan pemilik motor lawas lainya,dan justru mempunyai wadah tersendiri bagi pecintanya.motor honda klasik selalu menjadi perhatian dan perbincangan siapa pun yang memperhatikanya..dan mereka tidak membantah bahwa motor klasik memiliki range harga yang 'wah'...mulai dari modifikasi sampai perawatan lainya bisa jadi lebih mahal dari pada motor modern sekalipun.sebagai contoh adalah harga motor saya yang cuma 650rb,jika.di kalkulasi biaya modifikasi menjadi seperti sekian tidak cukup dengan uang 2jt.apalagi mempertahankan keaslianya...dengan part lain yang sedikit di sesuaikan dengan kondisi motor tersebut.
Itulah cerita singkat tentang kepemilikan sepeda motor lawas,saya hanya ingin menikmati momen-momen indah dengan sepeda ini,sambil mengobati rasa rindu yang dalam terhadap Bapak saya.yang dulu dengan motor serupa telah mengantarkan saya ke sekolah,belanja atau pun keliling kota.dengan motornya berjualan Bakso dan mengais rejeki buat keluarga.Bapak pernah bilang "...ojo nyepelke barang cilik,durung mesti sokmben bakal mampu nduweni.."
Itu kata yang masih saya ingat sampai sekarang.seberapa besarnya penghasilan saya,bahkan itu belum mampu untuk memiliki sesuatu yang bernilai sederhana tanpa keseriusan.Salam satu aspal,sedulur dari Sukoharjo jawa tengah...

Tulang yang rapuh

...adzan di masjid tanda sholat isya berkumandang.seorang pria tampak bergegas dan berkemas untuk menuju pulang,tampak wajahnya yang kusam di terpa debu jalanan seharian,sesekali batuk dan mengusap peluh yang menetes di wajahnya...
Tas ransel berisi dagangan di taruh di punggungnya,terlihat berat namun dia sepertinya sudah biasa.seorang pria yang bekerja sebagai sales lepas.menjajakan kartu perdana dan berjualan pulsa keliling dari kios ke kios,mendapat penolakan dari apa yang dia tawarkan,kadang mendapat cemooh bila hasil tidak sesuai harapan sang majikan.jika tidak laku hari ini maka akan di titip jual,dengan harapan esok atau lusa hari akan jadi uang untuk bayar setoran,sisanya buat makan.

Di pertigaan kecil sebuah jalan dia berhenti,mampir di sebuah angringan untuk sekedar membeli teh hangat,atau untuk mengusir dinginya angin malam.Terkadang bila bertemu teman senasib saling cerita dan tukar pengalaman sudah bisa membuatnya senang..
Hanya minum teh menahan lapar di perut,dan senyuman kecil di bibirnya seolah membayangkan kebahagian yang akan dia temui sesaat lagi,ya...kebahagian yang setiap hari dia rasakan ketika berjumpa dengan Anaknya..si thole. Rasa lelah dan resah yang menemaninya seharian seolah sirna ketika di sambut anak laki-lakinya.
   Kehidupan selalu berjalan tidak ramah bagi sebagian orang.Berangkat pagi dan pulang malam sudah biasa,kadang pengeluaran tidak sebanding dengan yg di dapat segala cara di upayakan hanya untuk membahagiakan anak dan istri tercinta,apa yang di dapat belumlah tentu dia rasakan sendiri,hanya tersisa senyum manis di wajah orang-orang tercinta.jauh di dasar hati,seorang ayah tidak mengambil sesuatupun yang di upayakanya melainkan demi keluarga...tak lebih baginya pakaian yang melekat dan makan seadanya sudahlah cukup.
Mengertilah kalian wahai anak-anak dan para istri..sesungguhnya di pundak seorang suami atau ayah di tanggungkan dosa dan rejeki kalian.ridho nya adalah jalan menuju keselamatan,tiap tangis seorang ayah hanya karena kecintaan luar biasa bagi anak-anak.Tidak sekalipun di dengar keluhan,bahkan ratapan dari bibirnya,karena menurutnya hanya dialah yang patut merasakan kerasnya dunia.terkadang permasalahan selalu di besar-besarkan,apa yang telah di upayakan seorang suami tidaklah berati,tidak membekas seperti air di daun talas,itu bukan.apa-apa sekali lagi demi keluarga tercinta.ringankanlaj beban suami atau ayahmu,karena sesungguhnya hanya senyum kalian yang mampu mengobati lelahnya,....tak.ada kebahagiaan di dunia ini yang sebanding dengan kebahagian yang akan di raih anak-anaknya.